Sanana, Reportmalut.com – Sebanyak 211 pelamar kerja asal Desa Falabesahaya dan Rawa Mangoli, Kecamatan Mangoli Utara, Kabupaten Kepulauan Sula, tidak diterima bekerja di perusahaan yang beroperasi di wilayah mereka. Merespons hal ini, Penjabat (Pj) Kepala Desa Falabesahaya, Samsul Pawa, menyatakan akan menggelar aksi demonstrasi dalam waktu dekat.
Samsul menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan seperti PT Sampoerna Kayoe, PT MTP, dan PT Outsindo tidak menepati kesepakatan awal untuk merekrut tenaga kerja lokal. Padahal, para pelamar telah memasukkan lamaran mereka sejak beberapa bulan lalu.
"Dalam waktu dekat, saya akan memimpin masyarakat Falabesahaya dan Rawa Mangoli untuk melakukan demonstrasi. Ini sebagai bentuk protes karena perusahaan yang beroperasi di wilayah kami tidak menepati janji sesuai kesepakatan awal," ujarnya kepada media, Rabu (29/1/2025).
Ia mengaku kesal lantaran pihak perusahaan mengabaikan surat permohonan dari pemerintah desa yang dikirimkan pada 8 Oktober 2024. Surat tersebut meminta perusahaan merekrut tenaga kerja lokal yang telah lama menunggu kepastian.
"Kami sudah menyampaikan permintaan resmi melalui surat sejak Oktober tahun lalu, tetapi hingga kini belum ada tindak lanjut dari perusahaan. Karena itu, kami akan menggelar aksi dan memblokade akses lintasan perusahaan di pemukiman warga," tegas Samsul.
Aksi ini direncanakan akan melibatkan masyarakat dari dua desa, yakni Falabesahaya dan Rawa Mangoli. Mereka menuntut perusahaan untuk segera memenuhi hak tenaga kerja lokal sebagaimana yang telah disepakati sebelumnya.
Pihak desa berharap adanya tanggapan serius dari perusahaan agar aksi demonstrasi bisa dihindari. Namun, jika tuntutan tidak dipenuhi, pemblokiran jalur operasional perusahaan menjadi langkah yang akan ditempuh.
Sampai berita ini diterbitkan, pihak perusahaan terkait belum memberikan tanggapan resmi mengenai permasalahan ini. (Noah)