Gambar Ilustrasi.(Pikiran Rakyat.com) |
SANANA - Dalam tiga tahun terakhir, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) selain masuk daerah tertinggal juga mencatat angka kemiskinan yang meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepsul, estimasi angka kemiskinan pada tahun 2017 berjumlah 8.790 jiwa, dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 9.190 jiwa atau meningkat sebesar 400 jiwa.
Pada tahun 2019 angka kemiskinan makin meningkat 100 jiwa sehingga menjadi 9.290 jiwa. "Di tahun 2019 itu meningkat menjadi sekitar 9.290 jiwa,"kata Staf Seksi IPDS (Integritas Pengolahan dan Dimensi Statistik) Kepsul, Sandhi Yoga Wiratama di ruang kerjanya kemarin (7/10).
Sandhi mengatakan, ada beberapa indikator kemiskinan terkait dengan konsumen masyarakat dalam seminggu terakhir."Kita tanya makanannya apa : beras, sayuran, ikan, biaya listrik bahkan biaya sewa rumah termasuk pendapatan masyarakat,"ucapnya.
"Jadi, kurang lebih kita bisa estimasi pendapatan masyarakat melalui pengeluarannya,"tambah Sandhi.
Dari indikator konsumsi masyarakat tersebut, baru ditetapkan standar atau kategori kemiskinan."Dari situ baru kita bikin garis kemiskinan. Sehingga masyarakat yang konsumsi di bawah standar itu kategori orang miskin,"paparnya.
Sandhi bilang, dari hasil survei tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Untuk wilayah Kepsul Persentase Penduduk Miskin 2017 yakni 8,59 persen, tahun 2018 meningkat 8,89 persen dan di tahun 2019 mengingat menjadi 8,98 persen.
Sekedar diketahui, proyeksi berdasarkan sensus penduduk 2010 dan survei penduduk antar sensus, jumlah penduduk di Kepsul pada tahun 2019 diperkirakan berjumlah 102.886 jiwa. (KS).