SANANA, - Selama menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Hendrata Thes tidak pernah menggunakan mobil Dinas untuk berkantor melainkan menggunakan mobil pribadi. Hal ini disampaikan pada saat kampanye di Desa Falahu, Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Kamis (01/10) malam.
"Salama iki asoya bo sanohi do pia matua bahwa alaka kantor maga bet Iki apak ak oto pribadi mana (Selama ini saya mau bilang semua di sudara dan orang tua bahwa saya selama empat tahun lebih ini tidak pernah pakai oto dinas tapi saya pakai oto pribadi)," ucap Hendrata.
Hendrata juga menyampaikan, selain mobil dinas dirinya juga tidak pernah pakai Sped Boat milik dinas tetapi pakai Sped Boat pribadi.
" Ak juga apak ak Sped pribadi mana maga bet iki (saya juga pakai Sped Boat pribadi sampai saat ini)," katanya.
Selain itu, Hendara kembali mengutarakan, pertama kali ia menjadi Bupati dia duduk di meja bekas yang jelek di kala itu. Namun, kata Hendrata meskipun duduk di meja bekas tetapi tidak menjadi masalah buat dia.
" Pertama beta (saya) masuk, beta mau kase tahu di kamorang (kalian) beta dudu di meja bekas dan jelek, beta bilang ini seng roba beta tetap beta Bupati ka bagimana ?. Datang Kamari itu mau minta baru atau mau jadi pelayan masyarakat," ungkapnya.
Hendrata bilang, selaku Bupati itu bila melihat ada masyarakat punya kaki berdebu maka harus buat mereka jalan." Katong ini di percayakan kalau lihat masyarakat punya kaki baabu (berdebu) itu bikin dong (mereka) dengan jalan. Coba telepon di Desa Waisakai, Video call dengan dong bisa kaseng (tidak) ? Sekarang sudah bisa," ujar Hendrata.
Selain itu di Desa Waisakai, Hendrata juga meminta pendukungnya untuk menelpon ke Desa Waisum menanyakan apakah sekarang mereka masih mendayung ke Wai Gamahi untuk mengambil air lagi atau tidak. Sebab, sekarang sudah tidak lagi seperti itu.
" Coba kamorang (kalian) telepon ke Waisum bisa kaseng (atau tidak) tanya kamong (kalian) sekarang ini ambil air harus kamong panggayung (mendayung) ke Waigamai ka seng ? Moya pel Jo (sudah tidak lagi) in non mana pak los kran pel. In non mana in alat Rp 600 juta lebih (mereka punya sekarang tinggal putar kran karena alat yang di pasang itu nilainya enam ratus juta lebih. Kit yang tapasang karena ak bal bal anau karena ak Bupati (kami yang pasang dan saya yang tahu karena saya bupati)," tandasnya. (KS).