Herman Somadayo |
Tulisan Adriansyah tersebut direspons Kaka Cheman saat dihubungi wartawan Report Malut.com, Sabtu (04/07). Menurut Cheman, demokrasi menghendaki publik bertindak bebas, tetapi ada rulesnya. Di sisi lain, juga harus obyektif.
"Gini, kita bicara kondisi riil di lapangan saja, bagaimana kebijakan penanganan pandemi di Tikep sebagai salah satu zona merah di Maluku Utara. Jadi memang tak pantas rasanya di saat masyarakat sedang menghadapi Covid-19 dan yang positif terpapar juga banyak, tetapi implementasi kebijakan Pemkot Tikep masih amburadul. Misalnya, tempat Karantina. Karena sejauh ini tidak ada tempat karantina," jelas Kaka Cheman.
Cheman juga menyentil soal kepemimpinan AMAN saat ini bahwa, sebagai pemangku kebijakan di tingkat Kota Tikep, AMAN nampak tidak memiliki sense of social terhadap warganya.
"Jadi rasa-rasanya kita punya pemimpin tapi zero kebijakan mumpuni. Urusan Covid-19 kan urusan hidup, urusan ini nyambung dengan nyawa manusia. Sementara Pemkot lambat, nampak tidak memiliki sense of social, terbengkalai. Padahal warganya sendiri yang terpapar virus," sentil Cheman.
Berihwal dari persoalan demikian, Kaka Cheman mengatakan ini baru langkah pertama. Masih ada sejumlah kegagalan lain atas kebijakan AMAN selama satu periode ini.
"Jadi gini kawan-kawan tim AMAN, terutama Jubirnya, saya mau bilang kalau mau bicara AMAN siap menghadapi lawan mana saja, baiknya AMAN bicara dulu prestasi apa saja dulu lah. Jangankan AMAN mau menghadapi lawan mana saja, tapi siapa saja juga bisa lawan AMAN di mana saja." Tutup Kaka Cheman.(Fy)