SANANA, - Sejumlah warga kaget ketika nama mereka terdaftar sebagai nasabah pinjaman angsuran di Bank Artha Graha sebesar Rp 25 Juta. Sementara, uang tersebut tidak pernah di terima sepersen pun.
Hal ini di ketahui dari salah satu warga Fatkauyon, Kecamatan Sulebasi Timur, Rosina Drakel, saat dirinya mencoba melakukan pinjaman ke Bank lain tetapi ditolak oleh Bank tersebut. Sebab, pihak Bank tersebut menyampaikan bahwa dia telah melakukan pinjaman angsuran yang tercatat di Bank Artha Graha.
Padahal sampai saat ini, Rosina mengaku tidak pernah melakukan pinjaman di Bank Artha Graha. Namun, setelah di telesuri ternyata pada tahun 2017 lalu mereka pernah memberikan KTP, Kartu Keluarga dan Buku Nikah di salah satu pendamping atas nama Saiful Sibela.
"Saya merasa kaget kenapa nama saya tercatat di bank Artha Graha dengan besar pinjaman Rp. 25 juta tetapi uangnya tidak saya terima," ujarnya.
Rosina menceritakan kronologis awal
dimana pada tahun 2017 lalu dia dan beberapa warga didatangi salah satu orang yang mengaku dari Bank Artha Graha yakni Saiful Sibela dengan tujuan untuk melakukan pendataan kepada masyarakat yang ada di desa tersebut agar melakukan pinjaman ke bank Artha Graha. Dimana, bank tersebut menyediakan Pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan platfom pinjaman sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan suku bunga 9 persen.
Bahkan Rosina menyebut, dari penjelasan pendamping kepada masyarakat ada kurang lebih 4 orang yang ikut tertarik untuk melakukan pinjaman modal KUR di Bank Artha Graha dan memberikan persyaratan berupa dokumen seperti KTP, buku nikah dan KK yang akan di bantu oleh pendamping menggunakan aplikasi AGI Mobile (Aplikasi Resmi Bank Artha Graha). Selain itu, pendamping juga menyampaikan bahwa admin yang memegang akun ini atas nama Sofia Syamlan yang sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Kepulauan Sula.
"Kami diberitahu oleh pendamping untuk admin yang memegang ini atas nama Sofia Syamlan. Torang memang so tar berharap untuk melakukan pinjaman berdasarkan penjelasan awal yang disampaikan oleh pendamping karena sudah tidak ada informasi balik kepada kami " ujar Rosina kepada media ini Sabtu (13/6/2020).
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Aisin Yoisangadji kepada Report Malut.com, mengatakan dirinya juga kaget saat melakukan pinjaman di Bank BPD Kantor Cabang Sanana dimana pihak Bank BPD menyampaikan dirinya sudah melakukan pinjaman di bank Artha Graha sebesar Rp. 25 juta.
"Saya sempat kaget mendengar penjelasan dari pihak bank BPD kalau saya melakukan pinjaman di Bank Artha Graha tapi uangnya tidak sepeserpun saya terima," jelasnya.
Aisin mengaku, saat mendengar penjelasan tersebut dirinya pun langsung mengingat sempat memberikan persyaratan KK, buku nikah dan KTP untuk pinjaman modal KUR di bank Artha Graha tetapi dirinya tidak tau kalau uang tersebut sudah cair.
"Kami juga sudah menemui Sofia Syamlan yang sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Kepulauan Sula dan juga masalah ini hingga di laporkan ke Kepolisian Resort Polres Sula namun hingga sekarang belum ada kejelasan," ungkapnya.
Terpisah dari itu, Sofia Syamlan yang sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Kepulauan Sula ketika dihubunggi awak media, baru-baru ini mengatakan memang untuk pendataan pertama banyak orang yang masuk mendaftar untuk melakukan pinjaman modal KUR di bank Artha Graha tetapi untuk pencairannya itu hanya ada sekitar 87 orang karena admistrasinya lebih dulu lengkap dan mereka juga sudah menerima uangnya diberikan langsung oleh pihak bank Artha Graha atas nama pak Ibos.
Namun saat dilakukan penagihan sebagian nama nasabah dari 87 orang ini sudah masuk angsuran macet, sehingga ada lagi tahap yang ke II sekitar 30 orang yang sudah memasukan nama-nama dan admistrasi lainnya, tetapi hingga sekarang apakah uangnya masih mengendap di bank ataukah sudah cair namun admin yang belum menyerahkan kepada mereka.
"Untuk 30 orang ini pencairannya saya tidak tau. Apakah mereka sudah terima uangnya atau belum karena waktu itu Saiful Sibela yang melakukan pendataan," akunya.
Bahkan Sofia mengaku, saat pencairan memang 1 orang akan diberikan pinjaman modal KUR sebesar Rp. 25 juta tetapi pencairannya itu diberikan lebih dulu Rp. 5 juta kepada masing-masing nasabah, dan itu diberikan oleh pihak bank. Dirinya hanya sebatas menyampaikan kepada masyarakat kalau ada pinjaman modal KUR dari bank Artha Graha.
"Saya bukan admin dari bank Artha Graha namun hanya sebatas promosi pinjaman modal KUR dari bank Artha Graha kepada masyarakat di Sanana karena ada teman yang yang bekerja di bank," katanya.
Sofia menyebut, dirinya sudah dijelaskan oleh temanya di bank Artha Graha kalau masyarakat yang mau melakukan pinjaman modal KUR hanya menyediakan KTP, buku nikah dan KK jika ada yang ingin kredit karena pinjamanya Rp. 25 juta namun untuk pencairan awal diberi lebih dulu Rp. 5 juta dengan angsuran per bulan sebesar Rp.160.000
Tetapi, lanjut Sofia, untuk angsurannya memang nasabah akan datang menyetor ke rumah saya langsung di Desa Fogi. Setelah semuanya di setor baru di kirim ke bank Artha Graha yang ada di Ternate.
Sofia bilang, Saat ini sebagian nasabah sudah masuk kredit macet. oleh karena itu, sudah ada yang melakukan penagihan di lapangan atas nama Samsul Umasangadji dari nasabah-nasabah yang sudah masuk angsuran macet.
"Angsurannya memang saya yang terima setelah semuanya terkumpul baru dikirim ke Ternate dan itu hanya sebatas membantu teman karena akses Sanana Ternate jauh jadi belum ada pegawai bank Artha Graha yang menetap di Sanana," pungkasnya. (KS).