Tempati Bangunan Baru, Pedagang Pasar Makadahi Keluhkan Pendapatan Turun
SANANA - Pedagang Pasar Makdahi Kabupaten Kepulauan Sula, mengeluhkan pendapatan mereka menurun pasca pindah dari lokasi reklamasi ke bangunan baru pasar Makadahi.
Salah satu pedagang kepada Report Malut.com, Ebi, yang menjual bahan bumbu dapur mengatakan, sejak menempati bangunan pasar baru sejak tanggal 12 April, pendapatan mereka justru menurun. Padahal, lanjut Ebi pendapatan mereka per hari di wilayah reklamasi sebelum menempati bangunan bisa mencapai Rp 300-500 ribu per hari. Tetapi setelah menempati bangunan pasar Makdahi hasil jualan mulai dari pagi hingga sore hanya memcapai Rp 100-200 ribu.
" Kami kalau jualan di timbunan (Reklamasi) hasil jauh lebih bagus dari pada kita berada di dalam bangunan ini. Padahal, kalau kita berjualan di timbunan mulai dari pagi hingga siang saja barang-barang kita sudah habis. Nah, anehnya sekarang kita jualan di dalam bangunan malahan hasilnya menurun jauh. Itupun kita berjulan dari pagi sampai sore," jelas Ebi kepada media ini, Rabu (15/04).
Entah kenapa, lanjutnya, dagangannya kurang laris ketika mulai berjualan di dalam bangunan baru itu. Padahal saat berjualan mereka sudah tidak lagi terkena panasnya matahari. Berbeda dengan berjualan di lokasi Reklamasi yang bebas terkena dengan matahari tetapi pendepatan lumayan tinggi." Kami juga bingung kenapa pembelinya kurang sekali saat berada di dalam bangunan baru ini," ungkapnya.
Apalagi sambung Ebi, mereka membeli bumbu dapur berupa tomat, rica, sayur dari petani asal Jawa harganya cukup besar. Misalnya seperti Tomat, Rp 15000 perkilogran dan sayur terkadang 3 ikat Rp 10.000 ribu. Sedangkan barang yang dijual belum laris mereka (petani red) sudah melakukan pemagihan.
" Iya lihat saja tadi, tomat yang saya beli harga Rp 65 ribu. Belum juga ada pembelinya mereka sudah datang untuk menagih," paparnya. (KS).