TERNATE - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Prov. Maluku Utara melaksanakan Corner Discussion Sumpah Pemuda (27/10). Kegiatan ini berlokasi di Borneo Cafe Kota Ternate dengan mengusung tema: Pemuda Millenial, Kemimpinan Kepulauan, Gagasan Kebangsaan dan merawat Nasionalisme.
Hadir sebagai narasumber,
Wakapolda Malut Kombes. Pol. Drs Lukas Arri Dwiko Utomo, Danrem 152 Babullah
Kolonel Infantri Endro Satoto, Direktur PT. Pos Indonesia, mantan Ketua umum PB HMI, Noer Fajriansyah, Ketua FKKPI
Malut H. Ishak Naser, Dosen Sosiologi UMMU Herman Ousman, dan mewakili Jurnalis
Malut Bapak Irman Saleh.
Sementara sebagai pembanding yaitu
ketua umum HMI Alherfan Bermawi, ketua umum PMI Bahrun Mustafa, ketua umum
GMNI Ayatullah R.K Surati, ketua GMKI Jeplin Maitimu, Ketua PII Wati Kota
Ternate Humaira Dj Abdullah, dan Ketua Umum KAMMI Hasib Wahab.
Ketua Umum KNPI Provinsi
Malut Tamrin Ali Ibrahim saat di konfirmasi usai dari diskusi,
menuturkan bahwa tujuan dalam kegiatan dialog publik ini agar KNPI Prov. Malut bisa mengontrol jalannya pembangunan.
Apalagi kata Thamrin, saat ini Peraturan
Daerah (Perda) kepemudaan juga belum
ada. Olehnya itu KNPI sangat intens mendorong dengan menggunakan
seluruh kekuatan serta membangun
komunikasi dari semua lembaga terkait agar bisa menerbitkan Perda kepemudaan. Selain dari itu juga KNPI Prov. Malut selalu mencermati
lajunya perkembangan pembangunan di wilayah MalukuUtara
"Ada dua aspek konsep yang
paling subtansial yaitu pemerintah daerah harus memikirkan soal
kontribusi pembangunan di wilayah kelautan. Pertimbangannya adalah zonasi ruang
laut kita sangat luas, maka Perda
tentang pesisir dan pulau - pulau kecil menjadi penting dan segera dapat di
implementasikan,"ungkapnya.
Thamrin juga mendorong agar percepatan
pertumbuhan ekonomi yang belum di tata secara rapi harus secepatnya di perbaiki. Misalnya sektor pertanian
di Malut yang begitu dikenal sebagai salah satu wilayah yang memiliki komoditas
unggulan seperti cengkeh, pala, kelapa dan sebagainya.
"Pasaran harga pasar yang
begitu tinggi di pasar luar negeri seharusnya membuat Pemerintah memikirkan dan membuat Perda untuk
menjaga ritme nilai jual komoditas unggulan di Prov. Malut, karena selama ini
pemerintah Prov. Malut belum proteksi perda komoditas unggulan,"Lanjutnya
Sementara Noer Fajriansyah saat
di konfirmasi sebagai narasumber mengatakan, Diskusi yang di selenggarakan oleh
KNPI Malut sangat penting bagi kalangan aktivis Maluku Utara. Karena dalam
pembahasan ini, kita harus mampu menembus tantangan zaman.
"Belajar untuk dapat menyesuaikan
diri terhadap perkembangan zaman diera globalisasi tidak harus terus menerus
kita gunakan pemodelan gerakan lama, tetapi sudah harus kita beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan teknologi yang ada," tutupnya. (ks)