Jakarta - Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Baabullah Ternate
merilis peringatan dini gelombang tinggi yang karena efe siklon YUTU di samudra
pasif Utara Papua Nugini dengan pusat tekanan 950 hPa dan kecepatan angin
maksimum 85 knot berpotensi meningkatkan kecepatan angin di wilayah Maluku
Utara sehingga memengaruhi ketinggian gelombang di perairan Maluku Utara.
Tinggi gelombang 2,3 - 4,0 (ROUGH SEA)
berpeluang terjadi di, perairan Utara Halmahera, Perairan Timur Halmahera, Laut
Halmahera, dan samudra Pasifik Utara Halmahera.
Ketinggian gelombang dan tekanan
air laut tersebut terjadi di hampir wilayah Maluku Utara tidak terkecuali
Kabupaten Halmahera Tengah. tiga desa terkena imbas dari efek gelombang tinggi
ini yakni Desa Gemia, Desa Tepeleo dan Tepeleo Batu dua, kecamatan Patani
Utara. Efek dari gelombang ini merugikan secara material diantaranya terdapat 6
buah rumah rusak ringan, rusaknya fasilitas umum seperti ruas jalan di Desa
Tepeleo Batu Dua dan rusaknya tanggul penahan ombak di desa maliforo, Tepeleo,
dan tepeleo batu dua.
Menyikapi Permasalahan ini, Fajri
Hasan Mahasiswa Pengembangan Aparatur Organisasi Himpunan pelajar mahasiswa
Halmahera Tengah (HPMHT) JABODETABEK kepada wartawan menyikapi persoalan
kebijakan pemerintah Halteng dalam penenganan kerusakan Fasilitas Umum.
Menurutnya " akankah Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut dalam
waktu cepat, mengingat kerusakan itu sangat serius. Bila ini dibiarkan maka
akan berefek terhadap aktivitas Warga Setempat" ujarnya.
Dia juga menanyakan keseriusan
pemerintah dalam menagangani gelajala alaseperti ini pada tahun-tahun yang akan
datang, sebab gejala yang sama akan terjadi di tahun-tahun selanjutnya. "
sejauh ini apakah pemerintah sudah memikirkan penanganan bencana alam berupa
tinggi gelombang air laut dan terkenan air laut sehingga warga tidak akan lagi
resah dengan situasi pergantian musim." Lanjutnya
Dirinya pun berharap agar Pemda
Halteng dapat mengantisipasi kejadian seperti ini dengan melakukan pengembangan
riset dengan tujuan agar meminimalisir potensi kerusakan yang lebih parah serta
cepat tanggap dalam penanganan bencana yang akan terjadi kedepan “ tutupnya
(fy)