Oleh: M.Leko
(Mahasiswa Hukum Unkhair Ternate)
Awalnya Tak dapat ku percaya bahwa tiap bait kata-kata ku dapat mengajakmu berada dalam satu rasa
Rasa yang tak hentinya mengajak hati serta mataku untuk tetap menatap dalam kesempurnaanmu
Dan sekarang aku pun sadar bahwa kita telah bulir dalam satu rasa
Rasa yang dimana mengajak kita tetap berada dalam garis rindu..
Dan bahkan kita tak mampu mendinginkan panasnya gelora rindu yg kita ciptakan
Lalu kita bisa apa?
Apakah kita tetap berada dalam bait rindu yang menyiksa?
Ataukah secepatnya kita mengobatinya dengan ucapan sakral penghulu ?
Jika setiap hembusan nafas rindu kita sepakati adalah cinta !
Dan Jika kita tercipta dari kepingan sebentuk rasa
Maka, khalalkan dengan kesaksian semua malaikat....